Selasa, 26 Februari 2013

0 Cara Membuat Blog Ringan Loadingnya

Apakah loading blog sobat lambat alias lelet? Mengapa itu bisa terjadi? Salah satu manfaat yang kita dapatkan dari blog yang ringan adalah pengunjung senang, mengapa senang? Karena artikel yang ingin dibacanya langsung terlihat hanya dalam kurang dari 3-4 detik, bahkan kurang dari itu (menurut Julak lhoo). Tidak menutup kemungkinan pengunjung tersebut akan kembali lagi ke blog kita nantinya. Loading blog yang lambat membuat pengunjung langsung ngacir, apalagi konten yang disajikan kurang menarik. Selain itu google menyukai blog yang ringan, sehingga ini berpengaruh terhadap SEO blog kita. Nah pada kesempatan ini Julak mau berbagi sedikit tips bagaimana cara membuat blog yang ringan loadingnya. Ini tentunya ditujukan buat blogger pemula, yaa utamanya saya sendiri. hehehe

  1. Pertama sekali adalah "tetapkan dulu tujuan kita ngeblog". Kenapa? Seorang Blogger yang ingin mencari duit dari aktivitas blogging tentu akan "menyesaki" blognya dengan tampilan iklan di sana-sini. Jelas ini akan berpengaruh terhadap loading blognya. Berbeda dengan blogger yang hanya sekedar mencari kesenangan atau sekedar berbagi ilmu yang mereka miliki.
  2. Menentukan template blog yang tepat. Yang saya maksud di sini adalah jika kita memilih template bawaan blogger, pilihlah yang mudah. Karena menurut saya template itu cukup ringan. Jika sobat mau mengganti template blog hasil download milik blog lain, pastikan dulu ukuran template tersebut, jika lebih dari 60-70kb saya yakin template itu berat loadingnya nanti, belum lagi jika kita tambahkan file javascript,  dan widget-widget di sidebar, footer, ataupun iklan di header. 
  3. Kurangi widget yang "tidak perlu". Misalnya jam, streaming musik online, karena itu jelas, bagi saya pribadi itu kurang bermanfaat buat blog. Saya yakin di komputer pengunjung blog sudah ada jam, dan mungkin juga pengunjung blog sedang mendengarkan musik dari komputernya sendiri. Pernah juga saya berkunjung ke blog teman, penunjuk statistik kunjungan blognya aja sampai 3 macam. Untuk apa?
  4. Sebisa mungkin hindari memasang widget di sidebar kiri, karena search engine membaca blog secara berurutan adalah dari bagian header, sidebar kiri, posting, sidebar kanan dan terakhir footer. Jadi saya sarankan pasanglah widget di sidebar kanan, jika memang sobat memakai template 3 kolom, pastikan widget di sidebar kiri tersebut adalah widget bawaan blogger.com dan tentu saja pilh yang menunjang SEO, misalnya recent posts, label/kategori dll.
  5. Minimalkan ukuran memori gambar postingan. Tidak hanya dari kuantitas atau banyaknya jumlah gambar, namun walaupun satu gambar jika ukurannnya sampai 100kb atau lebih jelas ini akan memperberat loading blog. Salah satu caranya ialah dengan mengcompress gambar tersebut. Sobat bisa menggunakan image editor seperti Photoshop ataupun software lainnya. Salah satu software untuk mencompress image adalah Advance JPEG compressor, silakan cari sendiri yaa?
  6. Pakailah background blog kita dengan warna, bukan gambar, kalaupun harus gambar untuk keindahan blog pakailah yang memorinya kecil. 
Jika sobat ingin mengecek atau ingin mengetahui seberapa ukuran loading blog kita bisa mengunjungi developers.google.com/pagespeed

Tinggal masukkan url blog sobat, kemudian klik analyze, nilai maksimal ialah 100, jika semakin tinggi hasil nilai yang didapat berarti semakin ringan loading blog sobat.  Selain itu akan dideskripsikan pula hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar blog sobat menjadi ringan. (high priority, merah, ini yang utama)


readmore »»  

0 Fluktuasi Glukosa

Raden Mas Alditsa Sadega Kusumodipuro atau Alditsa Sadega yang populer dengan nama Dochi (lahir di DI Yogyakarta, 26 Desember 1985; umur 27 tahun) adalah vokalis dan bassis asal Indonesia. Dochi mengawali karirnya sebagai gitaris di The Side Project. Dochi juga sempat menjadi additional gitaris Killing Me Inside. Dan pada tahun 2007, Dochi membentuk Pee Wee Gaskins, sebuah band bergenre Pop Punk asal Jakarta. Awalnya Dochi mandapat posisi sebagai Vokalis dan Gitaris, namun pada album ketika mereka, Dochi didaulat menjadi Bassist dan Vokalis, bertukar posisi dengan Eye (Harry Pramahardhika) yang kini menjadi gitaris. Saat ini Dochi telah mendirikan sebuah clothing dengan gaya unik yang bernama Sunday Sunday.




Download : album Analogi Logika
readmore »»  

0 Fun Fun For Me

FUN FUN FOR ME adalah sebuah band dari (Ponorogo Kota Reog) yang berdiri pada 10 oktober tahun 2010 dengan mengusung aliran poppunk/powerpop screamo yang memiliki ciri khas dengan suara tulit tulit/synth nya,( hheheeh). FFFM di gawangi oleh empat remaja yaitu franc,wend, harris dan deatha.
FFFM sudah mengalami pergantian personil dan nama. meski kita tegolong band yang baru di dunia musik indie tapi kita sudah banyak mengikuti gigs-gigs di banyak daerah. namun masih dengan bergonta ganti nama dan personil. tapi sekarang ini kita fun fun for me yang dulu banyak dikenal dengan nama ceria just for fun sudah memantapkan nama dan personil kita. dan menentukan aliran kita.. aliran yang mungkin blon banyak di musik indie, dengan menyatukan kesuka'an music masing-masing personil..
kita percaya dengan kesenangan dan menjadi diri sendiri akan 

menjadi suatu musik dan trend tersendiri...



Personil Fun Fun For Me :
guitar | left vocal | Wendy Anggriawan
synth | right vocal | Ahmad Franc Hidayat
drummer | Deatha Khresna
bassist | Adya Yusron


maka support kita ya guys... !!!

just for fun forever!!!
yeahh!!!
readmore »»  

0 Ending Wothout Story

Ending Without Story adalah sebuah group band asal Kota Kediri yang mengusung genre musik Modern Rock Experimental. Ending Without Story sendiri beranggotakan 5 orang anak muda yang berjiwa musik dan ingin menunjukan karya" mereka dengan genre yang telah diusung oleh mereka!!
formasi dari Ending Without Story yaitu :

Dyo As Screamer  
Arnos As Gitar
Brudien As Gitar
Andrew As Basis + Vocalis Clean 
Darma As Drummer









Download : Ending Without Story
readmore »»  

0 DREAMBIRDS Art History.

"Do what you wanna do, be 1000% with what you love, commit to what you believe, and have fun!" - Abinara & Prisa.
Jauh sebelum Dreambirds lahir, Abinara (Dreambirds owner) sempat membuat beberapa clothing line . Diantaranya adalah "OCCULT" dan "MONSTA" sekitar tahun 2008 - 2009.

May 2009, Abinara bertemu dengan Prisa Rianzi dan memelihara 2 burung hantu bernama Mika dan Uluuka . Pada saat itu, keinginan Abinara untuk menciptakan sebuah clothing line yang berbeda telah dia kubur. Namun setelah diyakinkan oleh pasangannya, akhirnya mereka mulai berencana untuk menciptakan "mimpi" yang terpendam. Abinara yang seorang pelukis ingin agar karya nya bisa dimiliki seluruh orang, namun tanpa harus membeli dalam bentuk lukisan. Mereka ingin agar orang dapat menghargai sebuah karya seni dalam format yang gampang didapatkan. Disinilah "artwear" tercetus. Namun, satu hal fatal yang masih mengusik mereka, yap, judul brand yang menarik. Dari Wolflovesbunny, Hope, OH!, dan ratusan nama mereka coba, namun tak satupun cocok. Hingga pada suatu ketika, burung hantu mereka meninggal tanpa sebab. Mengakibatkan mereka tidak fokus. Namun mereka masih tetap mencari nama yang pas. Sambil makan, sebelum tidur, bangun tidur mereka putar otak.
Then it just clicked. Satu hari ketika Abinara dan Prisa sedang makan malam dan bertukar pikiran...

" Apa sih binatang yang paling kita suka gambar? " tanya Prisa.
" Burung hantu sih... pokoknya burung deh. Aku suka mereka bisa terbang tinggi sekali, bebas di angkasa. " jawab Abinara.

Dan pada akhirnya malam itu, sebuah mimpi memiliki nama... Dreambirds artwear. Start dari hari itu, sebuah motivasi yang besar mendorong mereka berdua untuk mewujudkan mimpi ini. Mereka segera mempersiapkan 100 karya untuk Dreambirds. Yang mana sebenarnya baru 20 karya telah rilis hingga saat ini. Disinilah rintangan dimulai. Tanpa support, tanpa kaki-kaki yang kuat, bahkan tanpa modal. "Tanpa modal?" ya kalian pasti bingung. Konon Abinara dan Prisa memiliki sebuah band metal... "Vendetta" adalah nama band terrsebut. Band inilah yang menjadi titik awal karier Dreambirds. Bermodalkan tabungan seumur hidup Prisa dan Abinara, mereka gambling untuk membuat merchandise Vendetta.
Vendor demi vendor mereka cari di kaskus. Tangerang, Jakarta, Bandung, dll. Salah satu rintangan terberat mereka layaknya membeli kucing dalam karung. Mereka dikelilingi oleh buaian para vendor. Akhirnya mereka berhasil menemukan sebuah vendor yang cukup baik untuk memproduksi baju Vendetta.

"Alhamdulillah sa, akhirnya ye. Hampir aja kita gagalin ni semua. "


Namun permasalahan tak berhenti disitu, justru semakin gelap.
Buaian sang vendor membuat Abinara dan Prisa lupa bahwa " tak seindah itu dunia clothing bung!! "
jadwal tak sesuai, bahan yang tak pantas, dan...produksi lebih tanpa sepengetahuan mereka. Stress, panik, takut karena Facebook Dreambirds telah dibuat dan Abinara telah membuat iklan nya berjudul "VENGEANCE"
Suatu ketika mereka sedang berlatih band, ada seorang kawan dari mereka menelpon dan mengaku melihat di baju Vendetta di jembatan Blok M. Disinilah apabila mereka bisa kilas balik, seberapa kuat mereka mau mewujudkan mimpi mereka. Setelah berbagai proses yang akan sangat panjang apabila diuraikan disini, akhirnya "VENGEANCE" sampai di tangan mereka!! Harapan muncul kembali layaknya matahari terbit setelah sekian lama. Tanpa karyawan, tanpa bantuan orang lain, Abinara dan Prisa mulai menjual baju tersebut. Mereka akui, pada saat itu mereka mengurung diri dari dunia luar. Dari keluarga, dari teman, dari kerabat. Lingkup mereka hanya kamar Prisa yang mana penuh dengan tumpukan baju Vendetta.

" Kamu lipet, aku catet orderannya ya! " kata Abinara

Setiap malam pada saat itu, Abinara tag seluruh temannya di facebook, tanpa terkecuali.

" Ah lo spam banget sih bro! " | " Jualan apaan lo? emang bisa? " | adalah makanan mereka setiap hari.

Sedikit demi sedikit, tumpukan itu berkurang dan kas bertambah. Dengan modal yang sedikit bertambah, mereka mulai membangun workshop di daerah Kemang.

Pada tanggal 8 February 2010 baju "VENGEANCE" sold out. Berbekal pengalaman dari vendor sebelumnya, kali ini mereka memutuskan untuk melakukan semuanya sendiri. Mencari bahan yang bagus, mencari tukang jahit, belajar sablon, semua mereka lakukan bersama. Sembari membangun workshop Dreambirds, mereka tanpa henti mencari ilmu demi ilmu untuk membangun mimpi yang besar.
21 Juni 2010 sebuah kabar buruk dan baik mengejutkan Abinara. Prisa memutuskan untuk kuliah art di San Fransisco selama 5 tahun. Mereka sepakat mimpi akan terus dijalankan apapun yang terjadi. Setengah dari modal awal Dreambirds dibelikan mesin sablon rotary manual. Pada saat Prisa masih di Jakarta, mereka belum memulai pergerakan Dreambirds secara signifikan. Bahkan lebih parahnya Abinara masih sangat belum mahir menyablon. Namun setelah kepergian Prisa ke negeri seberang, Abinara mencoba untuk bangkit dan menghidupkan mimpi ini. "HEADS UP" dipilih menjadi artwork awal Dreambirds. Dengan ilmu yang masih sangat minim, dengan mesin sablon yang telah menguras mereka, Abinara memberanikan diri. Kali ini tanpa partner hidup yang sekian lama berjuang di sampingnya, Abinara berhasil mencetak 25 pcs "HEADS UP" Terlepas dari hasil akhir sablonan yang buruk, terbersit senyum di dalam hati Abinara, "I did it." Senyuman tersebut hingga kini masih nyata dan semakin lebar karena support dari Birdies yang tak ada hentinya.

Apa inti dari perjalanan ini?

Wujudkan mimpimu, tembus ketakutanmu, yakinkan dirimu bahwa inilah yang kamu benar-benar inginkan, demi masa depan bahagia.

Dream...Create...Future.
readmore »»  

Minggu, 17 Februari 2013

0 Pure Saturday

Pure Saturday adalah sebuah band indie pop yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Grup ini dibentuk pada tahun 1994 oleh Muhammad Suar Nasution (vokal, gitar), Aditya Ardinugraha (gitar), Yudistira Ardinugraha (drum), Ade Purnama (bass), Arief Hamdani (gitar). Grup musik ini merupakan pelopor lahirnya banyak grup musik indie pop di  Indonesia Debut album Pure Saturday yang pertama yaitu Pure Saturday dirilis pada 1996 dan sukses terjual sebanyak 5000 kopi melalui majalah remaja. Single Kosong membuat Pure Saturday semakin dikenal oleh kalangan anak muda di Indonesia.


Album kedua Pure Saturday, Utopia (1999), dirilis dibawah bendera Aquarius Musikindo. Karena kesibukan dengan keluarga dan bisnis, Pure Saturday sempat menghilang dari dunia musik Indonesia. Sang vokalis, Suar, meninggalkan Pure Saturday pada tahun 2004. Setelah pencarian panjang, akhirnya Satria "iyo", sang manajer band, mengisi posisi vokalis. Dengan vokalis baru, Pure Saturday akhirnya merilis album ke-3 mereka yang berjudul Elora pada Maret 2005 dibawah naungan FastForward Records.
Pure Saturday was reborn and ready to rock again!

Translated from . pure-saturday
readmore »»  

0 JKT48 :3

Kami ingin menciptakan tempat bagi para perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka. Bersama para penggemar, kami ingin membuat satu-satunya “Idola Orisinil Indonesia“. Inilah inspirasi utama kami meluncurkan JKT48.

Seluruh anggota JKT48 akan berjuang untuk menggapai tujuan mereka menjadi idola sesungguhnya. Untuk itu, mereka akan berdedikasi tinggi terhadap kegiatan mereka. Tidak hanya menyanyi dan menari, namun juga bakat atau penampilan lainnya. Ayo, datang dan saksikan para anggota berjuang keras mewujudkan mimpi mereka. AKB48 dapat sukses karena tumbuh “bersama“ para penggemar sehingga mereka dapat mencapai posisi seperti saat ini. Kami ingin JKT48 mengikuti jejak AKB48 untuk menjadi grup idola yang dekat dengan para penggemarnya dan juga menjalin hubungan yang erat dengan mereka. Kami percaya bahwa dukungan dari para penggemar akan membawa JKT48 ke tingkat yang lebih tinggi, dimulai dari grup idola yang berbasis di Jakarta hingga menjadi dikenal di seluruh dunia.

Thanks to.
jkt48.com
readmore »»  

0 Doa Seorang Anak

Alkisah suatu hari di sebuah sekolah, ada lomba mobil balap mainan. Pada babak final, tersisa 4 orang anak. Salah satunya bernama Benny. Dibanding semua finalis, mobil Benny paling tidak sempurna. Saat pertandingan akhir akan dilangsungkan, Benny meminta waktu sebentar. Ia tampak komat-kamit berdoa. Lalu, tak lama kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!" Dor! Tanda lomba dimulai. Dengan satu hentakan kuat, semua mobil itu pun meluncur cepat, dibantu dorongan tangan anak-anak itu. Ternyata, pemenangnya adalah Benny! Benny maju dengan bangga saat pembagian piala. Dia sempat ditanyai pak guru, "Hai jagoan :) Kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, kan?" Benny terdiam sejenak, lalu menjawab. "Bukan, Pak. Saya merasa kurang adil meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan teman-teman lain. Aku hanya mohon pada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan. Kerabat Imelda.. Kita sering meminta pada Yang Maha Kuasa untuk menghalau semua halangan dan menjadikan kita "nomor satu". Mungkin kita kurang percaya bahwa kita itu sebenarnya cukup kuat (dalam berjuang dan mampu menerima setiap kekalahan tanpa menangisi terlalu lama). Ada baiknya, memanjatkan doa dalam ketegaran yang berserah, yakin bahwa hasil apa pun yang didapat, itulah yang terbaik saat ini-bagi kita dan di hadapanNya.

Thanks to.
SUMBER:Tim AndrieWongso - andriewongso.com
readmore »»  

Minggu, 10 Februari 2013

0 Kenapa Harus Menang?

Banyak banget mitos-mitos soal kenapa kita harus menang. Tapi sekarang pada pertanyaan utama, kenapa harus menang ?
Jawabannya adalah dengan menang Kita akan mendapatkan yang terbaik. Tentu saja jika tujuan kemanangan Kita untuk yang terbaik. Sederhana.

Contoh yang simpel sih anda akan mendapatkan keuntungan yang besar jika Anda memproduksi produk yang terbaik pada kelasnya atau memberikan jasa yang terbaik. Tentu saja harus diiringi dengan pemasaran dan manajemen yang baik pula. Dan jika bisnis Anda ingin sukses, Anda harus menang dalam produk, jasa, manajemen, juga dalam pemasaran.

Begitu juga, jika Anda ingin mendapatkan karir yang lebih baik, maka Anda harus menang dalam persaingan kerja. Untuk kedepannya perusahaan akan memilih karyawan terbaik untuk ditempatkan di posisi yang terbaik pula.
Beasiswa dan perguruan-perguruan  tinggi favorit pun hanya menerima siswa yang menang, artinya yang terbaik nilainya diantara semua pelamar.

Intinya Anda harus membangun mental juara atau mental pemenang. Sebab, jika Anda ingin mendapatkan yang terbaik, Anda harus menang.
readmore »»  

Kamis, 10 Januari 2013

2 WOLES X YEAH RIGHT

Akhirnya ketemu juga :)
Ada info lagi nih soal dua brand dari JKT yang lagi booming banget di Indonesia, ternyata ownernya orang yang sama, bisa bayangin ga income yang didapet tiap bulan :O haha. yesss that is WOLES and Yeah Right!!.
Banyak fakta2 baru yang gua temuin sekaligus mau gua sharing terutama buat para calon calon owners brand di Indonesia /m\ cto...

"Merk clothing line sudah sangat beraneka ragam. Dari busana seperti kemeja, kaos, celana, sepatu, hingga aksesoris. Merk-merk tersebut menghiasi penampilan anak-anak muda. Ada yang sudah ada sejak lama dan ada pula yang baru saja merintis. Untuk yang baru ini ada sebuah merk bernama “WOLES”, sebuah clothing line unik namun sederhana yang mampu menarik banyak konsumen untuk memakainya.

Sebenarnya apa arti dari WOLES? Mengapa merk tersebut begitu digemari? Ada kisah menarik dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kali ini OktoMagazine berkesempatan untuk bertemu dan mewawancarai sang pemilik merk di kediaman sekaligus kantornya di daerah fatmawati.
Agit, begitu ia disapa, berbagi cerita mengenai latar belakang bagaimana akhirnya ia mampu menciptakan ide brilian dan mewujudkan impiannya ini.

Di umur yang masih cukup muda, yaitu di usianya yang ke-18, Agit harus menerima kenyataan pahit. Saat itu, sang ibu telah meninggalkannya untuk selamanya. 40 hari kemudian, sang Ayah menyusul ke pangkuan sang khalik. Ia beserta beberapa kakaknya, berjuang untuk meneruskan hidup tanpa orang tua. Setelah lulus SMA, Agit pun tidak melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya, ia lalu bekerja di salah satu distro di kawasan Kebayoran Baru sebagai shop keeper.
Karena kemauan kerja dan belajarnya yang kuat, beberapa bulan kemudian ia diangkat menjadi store manager yang merangkap sebagai marketing promo dan beberapa bidang lainnya. Hingga beberapa tahun berjalan, ia pun menjadi orang yang berpengaruh dalam perkembangan distro tersebut.
Di kala bekerja, ia mempunyai keinginan untuk memiliki merk clothing line sendiri. Namun karena keterbatasan modal, dengan uang yang ada ia memiliki ide untuk membuat stiker. Merk pertama yang ia punya adalah “Yeah Right”, sekitar dua tahun yang lalu. Produk pertamanya juga masih sebatas stiker, ia belum memproduksi pakaian apapun.

Setelah itu barulah ia mencoba untuk mendesign sendiri kaos ciptaannya dengan menyelipkan sebuah stiker dengan gambar baby octo, sebuah gambar gurita lucu berwarna ungu. Gambar gurita dengan empat buah tangan tersebut terinspirasi dari sang Ibu yang memiliki empat orang anak dan berjuang untuk membahagiakan hidup mereka.
Ternyata Yeah Right mendapat banyak apresiasi dari banyak pihak. Desainnya yang lucu ternyata sangat disukai hingga saat ini. Merk ini banyak dipakai oleh para musisi dan public figure lainnya. Perjuangan anak muda ini pun bisa dikatakan berhasil. Namun, ia tidak berhenti berinovasi sampai di situ saja. Setahun kemudian ia membuat merk selanjutnya bernama WOLES.

Latar belakang terciptanya WOLES pun cukup menarik. Itu bermula pada saat ia memperhatikan tweet orang-orang yang ia follow di jejaring media sosial, Twitter. Setiap status teman yang mengeluh tentang macetnya Jakarta atau status lain yang menyuarakan keresahan, Agit selalu merespon dengan kata “woles” yang berarti santai. Hal tersebut berlangsung hingga beberapa waktu.
Selanjutnya, pria bernama lengkap Agtya Priyadi ini pun memiliki ide untuk membuat sebuah gimmick baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan woles. Ia lalu membuat stiker sederhana bertuliskan “woles” yang ditempelkan di cover handphone teman-temannya.
Setelah itu, ia bahkan menempelkannya di tempat-tempat umum dan juga memposting gambar tersebut di Twitter. Lalu ia mencoba untuk membuat sebuah kaos sederhana dengan tulisan “woles”.
Ternyata respon yang diterima jauh melebihi ekspektasinya. Banyak orang yang menyukainya bahkan pemesanannya lebih luar biasa daripada Yeah Right sendiri.

Hingga di awal tahun 2012 ini, omzet penjualan dari kedua merknya tersebut ternyata sudah menembus puluhan juta rupiah per bulan. Saat ditanyakan mengenai perbedaan dari Woles dan Yeah Right, Agit pun mengatakan, “Yeah Right itu lebih ke gambar-gambar yang lucu, karena image dari baby octo-nya pun lucu,” jelas Agit kepada Oktomagazine. “Kalo Woles lebih ke street market, dengan desain yang simple dan plesetan-plesetan dari beberapa merk yang kita kembangin.”
“Bedanya merk-merk saya dengan yang lain adalah dari konsepnya, nggak hanya sekedar produksi semata,” Lanjutnya menjelaskan produk-produknya. “Konsep dari setiap produk yang akan dibuat itu benar-benar dipikirkan.”
Agit menyebut sang kakak, gitaris dari sebuah band bernama Pee Wee Gaskins, Ayi Mahardika, sebagai salah satu orang yang berpengaruh dalam hidupnya. Agit mengatakan bahwa sang kakak adalah salah satu pendukung terbesarnya bersama dengan sang almarhumah Ibu dan beberapa orang lainnya. Kepergian kedua orang tuanya diakui sebagai jalan dari Tuhan.
“Sewaktu bekerja di distro saya pun berpikir, kepergian orang tua pasti ada hikmahnya,” ungkap Agit. “Saya selalu ingat kata-kata Ibu, itu yang membuat saya bisa bangkit dan termotivasi. Semua yang saya lakukan akhirnya ke arah yang positif, dan saya tidak terjerumus ke penyalahgunaan drugs.”

Target selanjutnya Agit berencana untuk membuat beberapa gimmick baru, unik tentunya, untuk memasarkan produk-produk terbarunya. Dalam jangka dekat ini, ia berencana untuk membuat acara. Sebuah konsep bernama “Yeah Right Cares”, yang dimaksudkan adalah dengan desain kaos yang ia buat lalu ia jual, dan hasil keuntungannya tersebut disumbangkan kepada yatim piatu.
Ia berencana menggabungkan konsep Yeah Right Cares tersebut dengan konsep Brand of Brothers, sebuah gimmick baru penggabungan antara Yeah Right, Woles, dan merk clothing line milik Ayi, The Dirty Harry.

Sosok pemuda bersahaja yang penuh semangat ini sekiranya mampu untuk menginspirasi banyak orang, terutama anak muda."

readmore »»  

Selasa, 08 Januari 2013

0 Sempat Terinjak, Sekarang Mampu Menjajah

Jalan-jalan ke kota tetangga, Bandung, ada cerita yang mungkin bisa jadi motivasi buat memulai sebuah bisnis pakaian. yah... "PSD" dimulai dari sebuah kota di Jawa Barat, Bandung, salah satu brand karya anak Indonesia ini sudah mulai dilirik oleh para personil band dari luar negeri, tak tanggung2 mereka dari US, Kanada, Jerman dll. Nah ikutin ye ceritanye :D

Ketika masih duduk di bangku SMA, Peter Firmansyah, pria kelahiran Sumedang 4 Februari 1984, terbiasa mengubek-ubek tumpukan baju di pedagang kaki lima. Kini, ia adalah pemilik usaha yang memproduksi busana yang sudah diekspor ke beberapa negara. Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jeans, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan, dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri. Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim. Pada situs-situs internet kelompok musik itu, label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson, Fender, Peavey, dan Macbeth.

Peter memasang harga jins mulai Rp 385.000, topi mulai Rp 200.000, tas mulai Rp 235.000, dan kaos mulai Rp 175.000. Hasrat Peter terhadap busana bermutu tumbuh saat ia masih SMA. Peter yang lalu menjadi pegawai toko pada tahun 2003 kenal dengan banyak konsumennya dari kalangan berada dan sering kumpul-kumpul. Ia kerap melihat teman-temannya mengenakan busana mahal.
”Saya hanya bisa menahan keinginan punya baju bagus. Mereka juga sering ke kelab, mabuk, dan ngebut pakai mobil, tapi saya tidak ikutan. Lagi pula, duit dari mana,” ujarnya.
Peter melihat, mereka tampak bangga, bahkan sombong dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka dipakai. Harga celana jins saja, misalnya, bisa Rp 3 juta. ”Perasaan bangga seperti itulah yang ingin saya munculkan kalau konsumen mengenakan busana produk saya,” ujarnya.

Peter kecil akrab dengan kemiskinan. Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Peter pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan. Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter.

Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu dia berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan.
Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta. Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya, perselisihan yang sempat disesali Peter karena sudah menghabiskan biaya besar.

Ia benar-benar memulai usahanya dari nol. Pendapatan selama menjadi pegawai toko disisihkan untuk mengumpulkan modal. Di sela-sela pekerjaannya, ia juga mengerjakan pesanan membuat busana. Dalam sebulan, Peter rata-rata membuat 100 potong jaket, sweter, atau kaos. Keuntungan yang diperoleh antara Rp 10.000- Rp 20.000 per potong. ”Gaji saya hanya sekitar Rp 1 juta per bulan, tetapi hasil dari pekerjaan sampingan bisa mencapai Rp 2 juta” kata Peter. Penghasilan sampingan itu ia dapatkan selama dua tahun waktu menjadi pegawai toko hingga 2005.

Pengalaman pahit juga pernah dialami Peter. Pada tahun 2008, misalnya, ia pernah ditipu temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan senilai Rp 14 juta. Pesanannya tak dikerjakan, sementara uang muka Rp 7 juta dibawa kabur. Pada 2007, Peter juga mengerjakan pesanan jeans senilai Rp 30 juta, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tak sesuai keinginannya. ”Akhirnya saya terpaksa nombok. Jins dijual murah daripada tidak jadi apa-apa. Tetapi, saya berusaha untuk tidak patah semangat,” ujarnya.

Belajar menjahit, memotong, dan membuat desain juga dilakukan sendiri. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru.
”Saya banyak belajar sejak lima tahun lalu saat sering keliling ke toko, pabrik, atau penjahit,” katanya. Ia juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket.

Sejak 2007, Peter sudah sanggup membiayai pendidikan tiga adiknya. Seorang di antaranya sudah lulus dari perguruan tinggi dan bekerja. Peter bertekad mendorong dua adiknya yang lain untuk menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana. Ia, bahkan, bisa membelikan mobil untuk orangtuanya dan merenovasi rumah mereka di Jalan Padasuka, Bandung.

”Kerja keras dan doa orangtua, kedua faktor itulah yang mendorong saya bisa sukses. Saya memang ingin membuat senang orangtua,” katanya. Jika dananya sudah mencukupi, ia ingin orangtuanya juga bisa menunaikan ibadah haji.
Meski kuliahnya tak rampung, Peter kini sering mengisi seminar-seminar di kampus. Ia ingin memberikan semangat kepada mereka yang berniat membuka usaha. ”Mau anak kuli, buruh, atau petani, kalau punya keinginan dan bekerja keras, pasti ada jalan seperti saya menjalankan usaha ini,” ujarnya.

Merek Petersaysdenim berasal dari Peter Says Sorry, nama kelompok musik. Posisi Peter dalam kelompok musik itu sebagai vokalis. ”Saya sebenarnya bingung mencari nama. Ya, sudah karena saya menjual produk denim, nama mereknya jadi Petersaysdenim,” ujarnya tertawa.
Peter memanfaatkan fungsi jejaring sosial di internet, seperti Facebook, Twitter, dan surat elektronik untuk promosi dan berkomunikasi dengan pengguna Petersaysdenim.

Dalam pasar ekspor Peter juga tidak main-main. Saat ini dia sudah memiliki tempat khusus dimata band-band asing. Peter diperbolehkan ikut berkeliling tur dengan bus khusus mereka. Personel kelompok musik lainnya menuturkan, jika sempat berkunjung ke Indonesia ia sangat ingin bertemu Peter. Ia melebarkan sayap bisnis untuk memperlihatkan eksistensi Petersaysdenim terhadap konsumen asing
 
”Pokoknya, saya mau ’menjajah’ negara-negara lain. Saya ingin tunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Bandung, punya produk berkualitas,” ujarnya.
readmore »»  

Rabu, 02 Januari 2013

0 Universitas Kehidupan

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
[Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan"]
readmore »»  

0 Crooz, Berlayar dan Bereksplorasi


Masih jalan2 di kampung haman sambil buka buku2 yang uda kusam, sedikit mau cerita lagi soal awal berdirinya Crooz.
Yah gua mulai deh, Crooz sendiri sih berdiri tahun 2003 yang diprakarsai Max (Adit SAR) dan Ariana, dua orang yang punya passion di musik dan terus terang pengan ngefloorin fashion sama musik. Untuk awalnya sih ditahun 2003, Crooz cuma dijual dikalangan foundernya sendiri, namun banyak banget yang uda ngomonginnya. Akhirnya berani deh buat ngeluarin tajinya buat dijual di kalangan anak muda. Dengan awal cuma nitipin barang di salah satu distro, uda banyak banget yang kejual habis dan terus saja banyak yang ngerequest.Akhirnya mereka punya toko sendiri dari tahun 2005 di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Untuk nama 'Crooz' sendiri dipilih berdasar filosofi kata 'Crooz' yang berarti  "berlayar" alias bereksplorasi. Mungkin foundernya ingin terus mengeksplor kemampuannya buat ngeluarim produk2 baru yang lebih inovatif (beda dari yang laen) yang sampai sekarangpun terus terlihat rebel, alias berlawanan dengan mainstream kaos jaman sekarang. Buat terget pasar, para Founder mengaku tidak pernah menargetkat. Namun bisa dilihat sekarang antara usia smp-anak2 kuliahan Crooz uda jadi salah satu brand pengisi almari mereka, ga cuma di Indonesia, temen2 di Asia Tenggara, Australia juga Perancis uda ikut-ikutan,hehe.

Di tahun 2005-2006 Crooz pertamakali mengendorse 2 band indie, yeah that is Killing Me Inside dan Pee Wee gaskins, band yang muulanya bener2 dari nol dibantu buat dipromosiin. Dan bisa dilihat dari sekarang band2 itu gede dan Crooz pun semakin banyak yang request alias ikutan gede. Bukti lain adalah 2 band yang sekarang juga lagi merangkak naik dan udah mulai terkenal adalah Chatte dan Jacobs And The Trunks, 2 band yang juga di endorse  setelah KMI dan PWG. Apalagi kemaren di tahun 2010 Crooz juga membangan Crooz Record, Killing Me inside menjadi artis pertamanya, dan di susul sama band abang gue Reinard "Thirteen" :D. Untuk sekarang sudah banyak banget band2 indie yang ngikut di Crooz Records.
readmore »»  
 
back to top